Selasa, 28 Juli 2015

makalah motor listrik

DAFTAR ISI

Pendahuluan 1
BAB 1 2
Pengertian generator AC
klasifikasi 3
 BAB 2
Pengerian generator DC 5
 Prinsip kerja 6
BAB 3
Pengertian  motor AC………………………………………………………………………………………………………………………………

BAB 4
Pengertian motor DC……………………………………………………………………………………………………………………………24
Soal-soal……………………………………………………………………………………………………………………………………………….31
Daftar pustaka…………………………………………………………………………………………………………………………………………………35.
















                                                PENDAHULUAN

                Genx (2009) mengemukakan bahwa mesin listrik adalah alat listrik yang berputar dan dapat mengubah energi mekanis menjadi energi listrik (menggunakan Generator AC/DC) dan dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanis (menggunakan Motor AC/DC), serta dapat juga mendistribusikan energi listrik dari satu rangkaian ke rangkaian lain (menggunakan Transformator) dengan tegangan yang bisa berubah-rubah dan dengan frekuensi yang tetap melalui suatu medium berupa medan magnet atas dasar prinsip Elektro Magnetis. Transformator itu di golongkan menjadi mesin listrik statis sedangkan generator dan motor di golongkan menjadi mesin listrik dinamis.
            Menurut Hammer (2013) Pada dasarnya terdapat dua macam generator, yaitu generator DC dan generator AC. Demikian pula dengan motor,terdapat motor DC dan motor AC.
            Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu generator penguat terpisah, generator shunt, generator kompon. (Hage, 2009). Berdasarkan system pembangkitannya generator AC atau generator sinkron ini dibagi menjadi 2 yaitu generator 1-phasa dan generator 3-phasa. (Marlina, 2013).
            Pratama (2013) mengemukakan bahwa motor AC di bagi menjadi 2 yaitu motor sinkron dan motor induksi (asinkron). Sedangkan motor DC berdasarkan pembangkitannya dibagi menjadi 3 yaitu motor DC shunt, motor DC seri, dan motor DC gabungan.





GENERATOR
A.    Generator AC
1.      Pengertian
Marwan (2007) mengemukakan bahwa generator AC adalah jenis mesin listrik yang banyak digunakan pada pembangkit tenaga listrik. Generator AC juga bisa disebut Alternator yang umum digunakan adalah Mesin sinkron yang juga kadang digunakan sebagai motor listrik untuk memperbaiki power factor. Keuntungan pada mesin sinkron adalah karena tidak menggunakan sikat komutasi. Tegangan yang dibangkitkan pada Alternator adalah sebanding dengan fluks dan putarannya, sedangkan frekuensinya sebanding dengan putaran dan jumlah kutubnya.

2.      Prinsip kerja
Menurut Putra (2013) prinsip kerja Generator AC menggunakan hukum Faraday yang menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik. Prinsip generator ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tegangan akan diinduksikan pada konduktor apabila konduktor tersebut bergerak pada medan magnet sehingga memotong garis-garis gaya. Hukum tangan kanan berlaku pada generator dimana menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara penghantar bergerak, arah medan magnet, dan arah resultan dari aliran arus yang terinduksi. Apabila ibu jari menunjukkan arah gerakan penghantar, telunjuk menunjukkan arah fluks, jari tengah menunjukkan arah aliran elektron yang terinduksi. Hukum ini juga berlaku apabila magnet sebagai pengganti penghantar yang digerakkan.


3.      Klasifikasi
Prasetya (2011) mengemukakan bahwa generator ac ditinjau dari sumbernya dibagi menjadi 2 yaitu:
a.       Generator ac 1-phasa
Motor AC satu fasa berbeda cara kerjanya dengan motor AC tiga fasa, dimana pada motor ACtiga fasa untuk belitan statornya terdapat tiga belitan yang menghasilkan medan putar dan padarotor sangkar terjadi induksi dan interaksi torsi yang menghasilkan putaran. Sedangkan padamotor satu fasa memiliki dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama (belitan U1-U2) dan belitanfasa bantu (belitan Z1-Z2), lihat gambar1.
Gambar 1. Prinsip medan magnet utama dan medan magnet bantu generator satu fasa


Belitan utama menggunakan penampang kawat tembaga lebih besar sehingga memilikiimpedansi lebih kecil. Sedangkan belitan bantu dibuat dari tembaga berpenampang kecil dan jumlah belitannya lebih banyak, sehingga impedansinya lebih besar dibanding impedansi belitanutama.
b.      Generator ac 3-phase
Generator 3-fasa memiliki prinsip kerja yang sama dengan generator 1-fasa. Tiga lilitan konduktor disusun secara melingkar sehingga jarak antar lilitan adalah sebesar 120 derajat. Medan magnet yang berputar di tengah-tengah ketiga lilitan konduktor tersebut menginduksi lilitan-lilitan tersebut sehingga menghasilkan tegangan listrik pada masing-masing lilitan. Jika digambarkan menjadi sebuah kurva, maka akan membentuk tiga kurva yang masing-masing memiliki jarak 120 derajat. (Apriyahanda, 2011).
Gambar 2. Prinsip dasar generator ac 3 fasa


4.      Konstruksi Generator AC
Menurut Putra (2013) Konstruksi generator arus bolak-balik ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu:
a.       Stator, yakni bagian diam yang mengeluarkan tegangan bolak-balik.
Stator terdiri dari badan generator yang terbuat dari baja yang berfungsi melindungi bagian dalam generator, kotak terminal dan name plate pada generator. Inti Stator yang terbuat dari bahan ferromagnetik yang berlapis-lapis dan terdapat alur-alur tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator yang merupakan tempat untuk menghasilkan tegangan. Sedangkan, rotor berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub dengan celah udara sama rata (rotor silinder).
b.      Rotor, yakni bagian bergerak yang menghasilkan medan magnit yang menginduksikan ke stator.

5.      Karakteristik generator ac
Karakteristik motor ac Harga lebih murah. Pemeliharaannya lebih mudah. Ada berbagai bentuk displai untuk berbagai lingkungan pengoperasian. Kemampuan untuk bertahan pada lingkungan pengoperasian yang keras. Secara fisik lebih kecil dibandingkan dengan motor dc dari HP yang sama. Biaya perbaikan lebih murah. Kemampuan untuk berputar pada kecepatan di atas ukuran kecepatan kerja yang tertera di nameplate. (Putra, 2013).

A.    Generator DC
1.      Pengertian
Putra (2013) mengemukakan bahwa Generator DC merupakan sebuah perangkat Motor listrik yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah. Menurut Marwan (2007) Mesin DC bisa dioperasikan sebagai motor maupun generator.
Hammers (2013) mengatakan bahwa Terdapat dua jenis motor DC, yaitu motor penguat terpisah, dan motor penguat sendiri. Motor penguat sendiri meliputi:motor seri, motor  shunt dan motor kompon yang merupakan kombinasi antara motor seri dan motor shunt. Sedangkan generator pada dasarnya adalah sama, tetapi yang sering digunakan adalah jenis generator terpisah.
Karakteristik motor penguat Terpisah adalah arus eksitasinya tidak tergantung dari sumber tegangan yang mencatunya. Putaran jangkar akan turun jika momen torsinya naik.

2.      Konstruksi Generator DC
Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor. Gambar berikut menunjukkan gambar potongan melintang konstruksi generator DC.
Gambar 3. Konstruksi generator DC

Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.
Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat arang yang akan memendek dan harus diganti secara periodic / berkala. Komutator harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah komutator, gunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang. (Putra, 2013).
Belitan Generator Terdiri dari:
a.       Belitan sangkar
b.      Belitan Kutub bantu
c.       Belitan eksitansi
Arus beban mengalir melalui dua belitan yang pertama, belitan ini mempunyai resistensi yang kecil. Sistem pengukuran tahanan belitan jangkar ini ada beberapa metode pengukuran yang bisa dilakukan antara lain metode ohm meter, volt, dan ampere meter, metode dinamis dan statis. (Marwan, 2007).

3.      Prinsip kerja
Menurut Sabrina (2013) prinsip kerja generator DC itu sendiri di hasilkan pembangkit listrik melalui induksi dengan 2 cara yaitu :
a.       Dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
b.      dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.
Jika rotor beruptar pada pada sekeliling medan magnet maka akan menghasilkan perpotongan medan magnet pada lilitan kawat pada rotor itu sendiri .rotor pada generator dc akan menghasilkan tegangan bolak balik dan fungsi sebuah komutator adalah sebagai penyearah tegangan itu sendiri menjadi AC .
Besarnya tegangan yang di hasilkan dari sebuah generator DC sebanding dengan perputaran yang di hasilkan rotor. (Sabrina, 2013).
Gambar 4. Prinsip Kerja generator


4.  Klasifikasi Generator DC
Menurut Hage (2009) Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:   
a.    Generator Penguat terpisah
Pada generator penguat terpisah, belitan eksitasi (penguat eksitasi) tidak terhubung menjadi satu dengan rotor. Terdapat dua jenis generator penguat terpisah, yaitu:
1). Penguat elektromagnetik (a)
Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur melalui pengaturan tegangan eksitasi. Pengaturan dapat dilakukan secara elektronik atau magnetik. Generator ini bekerja dengan catu daya DC dari luar yang dimasukkan melalui belitan F1-F2.
2). Magnet permanent / magnet tetap (b)
Penguat dengan magnet permanen menghasilkan tegangan output generator yang konstan dari terminal rotor A1-A2. Karakteristik tegangan V relatif konstan dan tegangan akan menurun sedikit ketika arus beban I dinaikkan mendekati harga nominalnya.
Gambar 5. Generator penguat terpisah.





Karakteristik generator penguat terpisah
Gambar 6. Karakteristik generator penguat terpisah
Gambar 6 menunjukkan:
Karakteristik generator penguat terpisah saat eksitasi penuh (Ie 100%) dan saat eksitasi setengah penuh (Ie 50%). Ie adalah arus eksitasi, I adalah arus beban.Tegangan output generator akan sedikit turun jika arus beban semakin besar.
Kerugian tegangan akibat reaksi jangkar. Penurunan tegangan akibat resistansi jangkar dan reaksi jangkar, selanjutnya mengakibatkan turunnya pasokan arus penguat ke medan magnet, sehingga tegangan induksi menjadi kecil.

b.      Generator Shunt
Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan rotor (A1-A2). Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang terdapat pada medan magnetstator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang akan memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai tegangan nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat sampai mencapai tegangan nominalnya. Diagram rangkaian generator shunt dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Diagram rangkaian generator shunt

Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa megnetisasi tidak akan ada, atau jika belitan eksitasi salah sambung atau jika arah putaran terbalik, atau rotor terhubung-singkat, maka tidak akan ada tegangan atau energi listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut.






Karakteristik Generator Shunt
Gambar 8. Karakteristik generator shunt

Generator shunt mempunyai karakteristik seperti ditunjukkan pada Gambar 8. Tegangan output akan turun lebih banyak untuk kenaikan arus beban yang sama, dibandingkan dengan tegangan output pada generator penguat terpisah.
Sebagai sumber tegangan, karakteristik dari generator penguat terpisah dan generator shunt tentu kurang baik, karena seharusnya sebuah generator mempunyai tegangan output yang konstan, namun hal ini dapat diperbaiki pada generator kompon. (Hage, 2009).

c.       Generatot Kompon
Hage (2009) mengemukakan bahwa generator kompon mempunyai dua penguat eksitasi pada inti kutub utama yang sama. Satu penguat eksitasi merupakan penguat shunt, dan lainnya merupakan penguat seri. Diagram rangkaian generator kompon ditunjukkan pada Gambar 9. Pengatur medan magnet (D1-D2) terletak di depan belitan shunt.
Gambar 9. Diagram angkaian generator kompon

Karakteristik generator kompon
Gambar 10. Karakteristik generator kompon

Gambar 10 menunjukkan karakteristik generator kompon. Tegangan output generator terlihat konstan dengan pertambahan arus beban, baik pada arus eksitasi penuh maupun eksitasi 50%. Hal ini disebabkan oleh adanya penguatan lilitan seri, yang cenderung naik tegangannya jika arus beban bertambah besar. (Hage, 2009).

MOTOR LISTRIK

A. Motor AC
1.      Pengertian
Gede (2013) mengemukakan bahwa Motor AC adalah adalah motor listrik yang digerakkan oleh arus bolak-balik (Alternating Current). Jadi perbedaan utama motor AC dan motor DC adalah sumber arusnya. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, motor AC dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu motor sinkron dan motor induksi/motor asinkron. Motor sinkron didefinisikan sebagai motor yang memiliki output kecepatan putaran motornya yg sinkron/sebanding (tanpa slip) dengan frekuensi listrik yg masuk ke statornya. Sedangkan motor induksi didefinisikan sebagai motor yang bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke rotornya. Arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.

2.      Konstruksi Motor AC
Seperti motor-motor jenis lainnya, menurut Gede (2013) motor induksi pada dasarnya mempunyai 3 bagian penting sebagai berikut:
a. Stator yaitu bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang dapat menginduksikan medan elektromagnetik kepada kumparan rotornya.
b. Celah (air gap) yaitu celah udara antara stator dan rotor. Air gap ini merupakan tempat berpindahnya energi dari startor ke rotor. Pada celah udara ini lewat fluks induksi stator yang memotong kumparan rotor sehingga meyebabkan rotor berputar. Celah udara yang terdapat antara stator dan rotor diatur sedemikian rupa sehingga didapatkan hasil kerja motor yang optimum. Bila celah udara antara stator dan rotor terlalu besar akan mengakibatkan efisiensi motor induksi rendah, sebaliknya bila jarak antara celah terlalu kecil/sempit akan menimbulkan kesukaran mekanis pada mesin.
c. Rotor, yaitu bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet dari kumparan stator yang diinduksikan kepada kumparan rotor.

Menurut Gede (2013) Berdasarkan bentuk konstruksi rotornya, maka motor induksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Rotor sangkar (squirrel cage) adalah bagian dari mesin yang berputar bebas dan letaknya bagian dalam. Terbuat dari besi laminasi yang mempunayi slot dengan batang alumunium / tembaga yang dihubungkan singkat pada ujungnya.
b. Rotor kumparan (wound rotor) adalah kumparan yang dihubungkan bintang dibagian dalam dan ujung yang lain dihubungkan dengan slipring ke tahanan luar. Kumparan sendiri dapat dikembangkan menjadi pengaturan kecepatan putaran motor. Pada kerja normal slipring hubung singkat secara otomatis, sehingga rotor bekerja seperti rotor sangkar.
Gambar 11. Bagian-bagian motor ac


3.      Klasifikasi Motor AC
Motor AC dibedakan menjadi dua jenis yaitu motor asinkron atau biasa juga disebut motor induksi dan motor sinkron.
a. Motor asinkron/induksi
Motor induksi didefinisikan sebagai motor yang bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke rotornya. Arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. (Gede, 2013).
1). Prinsip Kerja
Nugraha (2011) mengemukakan bahwa motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator kepada kumparan rotornya. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan induksi dan karena penghantar (kumparan) rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan rotor.
Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakan medan induksi stator. Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah kutup tertentu. Jumlah kutup ini menentukan kecepatan berputarnya medanstator yang terjadi yang diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutup akan mengakibatkan makin kecilnya kecepatan putar medanstator dan sebaliknya. Kecepatan berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron.
Menurut Azhary (2011) jika dijelaskan secara sistematis maka prinsip kerja motor induksi itu sebagai berikut:
a). Pada keadaan beban nol ketiga phasa stator yang dihubungkan dengan sumber tegangan tiga phasa yang setimbang menghasilkan arus pada tiap belitan phasa.
b). Arus pada tiap phasa menghasilkan fluksi bolak-balik yang berubah-ubah.
c). Amplitudo fluksi yang dihasilkan berubah secara sinusoidal dan arahnya tegak lurus terhadap belitan phasa.
d). Akibat fluksi yang berputar timbul ggl pada stator motor yang besarnya adalahe1 =     -N d Ф / dt     ( Volt ) atau  4,44FN1 Ф     
(Volt ).
e). Penjumlahan ketiga fluksi bolak-balik tersebut disebut medan putar yang berputar dengan kecepatan sinkron ns, besarnya nilai ns ditentukan oleh jumlah kutub p dan frekuensi stator  f yang dirumuskan dengan Ns = 120 F / P ( rpm ).
f). Fluksi yang berputar tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor. Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induksi (ggl) sebesar E2 yang besarnya  4,44FN2 Ф       ( Volt )
dimana :
         E2     =   Tegangan induksi pada rotor saat rotor dalam keadaan diam (Volt)
         N2     =   Jumlah lilitan kumparan rotor
         Фm     =   Fluksi maksimum(Wb)
g). Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl tersebut akan menghasilkan arus I2.
h). Adanya arus I2 di dalam medan magnet akan menimbulkan gaya F pada rotor.
i). Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya F cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah medan putar stator.
j). Perputaran rotor akan semakin meningkat hingga mendekati kecepatan sinkron. Perbedaan kecepatan medan stator (ns) dan kecepatan rotor (nr) disebut slip (s) dan dinyatakan dengan S = Ns - Nr / Ns
k). Pada saat  rotor dalam  keadaan berputar, besarnya tegangan yang terinduksi pada kumparan rotor akan bervariasi tergantung besarnya slip. Tegangan induksi ini dinyatakan dengan E2s yang besarnya E2s =  4,44FN2 Фm ( Volt )
Dimana: E2s =  tegangan induksi pada rotor dalam keadaan berputar (Volt)
f2    =  s.f = frekuensi rotor (frekuensi tegangan induksi pada rotor dalam keadaan berputar)
l). Bila ns = nr, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir pada kumparan rotor, karenanya tidak dihasilkan kopel. Kopel ditimbulkan jika     nr < ns.





2)  Rangkaian Ekivalen Motor Induksi
Gambar 12. Analogi dan rangkaian ekivalen motor induksi

Dari analogi diatas, pengoperasian motor induksi pasti menghasilkan power loss. Power loss tersebut dapat berasal dari daya mekanik motor, rugi-rugi tembaga rotor, dan rugi-rugi tembaga stator. (Gede, 2013).

3)  Pengaplikasian Motor Induksi
Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi 3-fasA dan motor induksi 1-fasA. Motor induksi 3-fasA dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri, sedangkan motor induksi 1-fase dioperasikan pada sistem tenaga 1-fasA yang banyak digunakan terutama pada penggunaan untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi 1-fasA.
Keuntungan penggunaan motor induksi:
1.      Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila rotor dengan motor sangkar.
2.      Harganya relative murah dan kehandalannya tinggi.
3.      Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi gesekan kecil.
4.      Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak diperlukan.
Kerugian penggunaan motor induksi:
1.      Kecepatan tidak mudah dikontrol.
2.      Power faktor rendah pada beban ringan.
3.      Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal.

b. motor sinkron
Gede (2013) mengemukakan bahwa Synchronous Motor atau motor sinkron atau motor serempak didefinisikan sebagai motoryang memiliki output kecepatan putaran motornya yg sinkron/sebanding (tanpa slip) dengan frekuensi listrik yg masuk ke statornya. Karakteristik dari motor ini adalah putarannya konstan meskipun beban motor berubah-ubah.Motor akan melepaskan kondisi sinkronnya apabila beban yang ditanggung terlalau besar (Torsi Pull-out). Kurangan motor sinkron adalah ketidakmampuannya melakukan start awal. Hal ini dikarenakan motor sinkron tidak memiliki torsi start awal. Oleh karena itu, motor sinkron memerlukan beberapa alat bantu untuk membantu proses start awal sehingga masuk didalam kondisi sinkron. Berbeda dengan motor induksi dimana rotor memiliki slip terhadap stator. Kecepatan rotor terlambat dari perputaran fluks stator supaya arus induksi terjadi pada rotor. Jika induksi rotor motor tersebut itu bertujuan untuk mencapai kecepatan sinkron, maka tidak ada garis gaya yang memotong melalui rotor, sehingga tidak ada arus yang akan diinduksikan ke rotor dan tidak ada torsi yang akan ditimbulkan. Setelah kecepatan motor sinkron mendekati/mencapai kecepatan sinkron, barulah kemudian eksitasi dimasukan.
Selain digunakan sebagi motor penggerak, motor sinkron sering pula dipergunakan sebagai perbaikan faktor daya; yaitu dengan jalan memberi penguatan lebih pada motor tersebut.
1). Konstruksi motor sinkron
Motor sinkron terdiri dari dua bagian penting yaitu:
a)    Rotor, yaitu bagian dari motor sinkron yang berputar. Perbedaan utama antara motor sinkron dan motor induksi adalah bahwa rotor motor sinkron berjalan pada kecepatan putar yang sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini menyebabkan medan magnet rotor tidak lagi terinduksi. Rotor pada motor sinkron memiliki magnet permanen atau arus DC excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila di hadapkan pada medan magnet lainnya. Tipe rotor pada motor sinkron terbagi menjadi 2, yaitu salient pole (menonjol) dan non-salient pole (tidak menonjol). (Gede, 2013).
b)        Stator, yaitu bagian dari motor sinkron yang diam. Stator pada motor sinkron menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan frekuensi listrik yang dimasuk ke stator. Medan magnet di stator ini berputar pada kecepatan sinkron yang besarnya sebesar Ns = 120F/P
Dimana: NS= Kecepatan sinkron , F= Frekuensi, P= Jumlah kutub
Gambar 13. Bagian Motor Sinkron

2). Prinsip Kerja Motor Sinkron
Bila field winding dihubungkan dengan sumber tegangan tiga fasa maka akan mengalir arus tiga fasa pada kumparan. Arus tiga fasa pada field winding ini menghasilkan medan putar homogen (Bs). Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, motor sinkron berbeda dengan motor induksi, yaitu motor sinkron mendapat eksitasi dari sumber DC eksternal yang dihubungkan ke rangkaian rotor melalui slip ring dan sikat. Arus DC pada rotor ini menghasilkan medan magnet rotor (Br) yang tetap. Kutub medan rotor mendapat tarikan dari kutub medan putar stator hingga turut berputar dengan kecepatan yang sama (sinkron). Torsi yang dihasilkan motor sinkron merupakan fungsi sudut torsi (δ). Semakin besar sudut antara kedua medan magnet, maka torsi yang dihasilkan akan semakin besar seperti persamaan berikut :
T = k .Br .Bnet sin δ
Pada beban nol, sumbu kutub medan putar berimpit dengan sumbu kumparan medan (δ = 0). Setiap penambahan beban membuat medan motor “tertinggal” dari medan stator, berbentuk sudut kopel (δ); untuk kemudian berputar dengan kecepatan yang sama lagi. Beban maksimum tercapai ketika δ = 90. Penambahan beban lebih lanjut mengakibatkan hilangnya kekuatan torsi dan motor disebut kehilangan sinkronisasi. Oleh karena pada motor sinkron terdapat dua sumber pembangkit fluks yaitu arus bolak-balik (AC) pada stator dan arus searah (DC) pada rotor. Ketika arus medan pada rotor cukup untuk membangkitkan fluks (ggm) yang diperlukan motor, maka stator tidak perlu memberikan arus magnetisasi atau daya reaktif dan motor bekerja pada faktor daya = 1,0. Ketika arus medan pada rotor kurang (penguat bekurang), maka baru stator akan menarik arus magnetisasi dari jala-jala, sehingga motor bekerja pada faktor daya terbelakang (lagging). Sebaliknya bila arus pada medan rotor berlebih (penguat berlebih), kelebihan fluks (ggm) ini harus diimbangi, dan stator akan menarik arus yang bersifat kapasitif dari jala-jala, dan karenanya motor bekerja pada faktor daya mendahului (leading). Dengan demikian, faktor daya motor sinkron dapat diatur dengan mengubah-ubah harga arus medan (IF). (Gede, 2013).

3). Rangkaian Motor Sinkron
Motor sinkron pada dasarnya adalah sama dengan generator sinkron, kecuali arah aliran daya pada motor sinkron merupakan kebalikan dari generator sinkron. Oleh karena arah aliran daya pada motor sinkron dibalik, maka arah aliran arus pada stator motor sinkron juga dibalik.
Gambar 14. Rangkaian motor sinkron
Dari rangkaian elektrik motor sikron diatas, persamaan tegangan rangkaian ekivalen motor sinkron adalah sebagai berikut :
Vθ= Ea + Ia.Ra + j.Ia.XS
Ea = Vθ- Ia.Ra – j.Ia.XS


Berikut ini adalah gambaran fasor motor sinkron :
Gambar 15. Diagram Fasor Motor Sinkron
Dimana:


4). Pengaplikasian Motor Sinkron
Motor Sinkron biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga industry seperti pada generator, conveyor, mesin penggilingan, mesin penghancur, kompresor, kompa-kompa sentrifugal.
Keuntungan penggunaan motor sinkron:
1.      Daya motor sinkron lebih baik sehingga efisiensi energi sangat besar.
2.      Putaran tidak berkurang meskipun beban bertambah.
3.      Bila terjadi overload, motor akan langsung berhenti sehingga akan lebih aman.
4.      Dapat memperbaiki faktor daya.
5.      Dapat beroperasi pada penyetelan arus penguat medan.
Kerugian penggunaan motor sinkron:
1.      Motor sinkron lebih mahal dari motor induksi.
2.      Tidak mampu menstart sendiri.
3.      Tidak praktis bila digunakan sebagai pemutar.

B. MOTOR DC
Hanief (2013) mengemukakan bahwa Motor DC merupakan jenis motor yang menggunakan tegangan searah sebagai sumber tenaganya. Dengan memberikan beda tegangan pada kedua terminal tersebut, motor akan berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari tegangan tersebut dibalik maka arah putaran motor akan terbalik pula. Sebuah motor DC terdiri dari komponen statis atau disebut stator dan komponen yang berputar pada sumbunya yang disebut rotor. Berdasarkan tipe mesinnya, baik stator maupun rotor mengandung konduktor untuk mengalirkan arus listrik yang berbentuk lilitan. Biasanya stator dan rotor dibuat dari besi untuk meperkuat medan magnet.

1. Pengertian
Menurut Fahmizal (2012) Motor DC adalah piranti elektronik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa gerak rotasi. Pada motor DC terdapat jangkar dengan satu atau lebih kumparan terpisah. Tiap kumparan berujung pada cincin belah (komutator). Dengan adanya insulator antara komutator, cincin belah dapat berperan sebagai saklar kutub ganda (double pole, double throw switch). Motor DC bekerja berdasarkan prinsip gaya Lorentz, yang menyatakan ketika sebuah konduktor beraliran arus diletakkan dalam medan magnet, maka sebuah gaya (yang dikenal dengan gaya Lorentz) akan tercipta secara ortogonal diantara arah medan magnet dan arah aliran arus. Mekanisme ini diperlihatkan pada Gambar berikut ini:
Gambar 16. Mekanisme kerja motor DC

2. Konstruksi Motor DC
  Menurut Marwan (2007) Belitan motor ini terdiri dari:
1.        Belitan jangkar
2.        Belitan kutub bantu
3.        Belitan Eksitansi/Belitan Medan
Sjatry (2013) Mengemukakan bahwa ada tiga komponen penting dalam motor DC yaitu:
a.    Kutub Medan
            Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang menggerakkan bearing pada ruang di antara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan di antara kutub – kutub dari utara menuju selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih kompleks, terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya luar sebagai penyedia struktur medan.
b.    Rotor
Bila arus masuk menuju kumparan jangkar, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Rotor yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakkan beban. Untuk motor DC yang kecil, rotor berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub – kutub, sampai kutub utara dan kutub selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arus berbalik untuk merubah kutub – kutub utara dan selatan rotor.
c.    Komutator
Komponen ini terdapat pada motor DC dan berfungsi untuk membalikkan arah arus listrik dalam kumparan jangkar. Komutator juga membantu dalam transmisi arus antara kumparan jangkar dan saluran daya.
1)        Prinsip Kerja Motor DC
Menurut Sjatry (2013) Sebuah motor DC magnet permanen biasanya tersusun atas magnet permanen, kumparan jangkar, dan sikat (brush). Medan magnet yang besarnya konstan dihasilkan oleh magnet permanen, sedangkan komutator dan sikat berfungsi untuk menyalurkan arus listrik dari sumber di luar motor ke dalam kumparan jangkar. Letak sikat di sepanjang sumbu netral dari komutator, yaitu sumbu dimana medan listrik yang dihasilkan bernilai nol. Hal ini dimaksudkan agar pada proses perpindahan dari sikat ke komutator tidak terjadi percikan api.
Gambar 17. Prinsip kerja motor DC

Medan stator memproduksi fluks Φ dari kutub U ke kutub S. Sikat – arang menyentuh terminal kumparan rotor di bawah kutub. Bila sikat – arang dihubungkan pada satu sumber arus serah di luar dengan tegangan V, maka satu arus I masuk ke terminal kumparan rotor di bawah kutub Udan keluar dari terminal di bawah kutub S. Dengan adanya fluks stator dan arus rotor akan menghasilkan satu gaya F bekerja pada kumparan yang dikenal dengan gaya Lorentz. Arah Fmenghasilkan torsi yang memutar rotor ke arah yang berlawanan dengan jarum jam. Kumparan yang membawa arus bergerak menjauhi sikat – arang dan dilepas dari sumber suplai luar. Kumparan berikutnya bergerak di bawah sikat – arang dan membawa arus I. Dengan demikian, gaya F terus menerus diproduksi sehingga rotor berputar secara kontinyu. (Sjatry, 2013).

4. Klasifikasi Motor DC
a. Motor DC Shunt/Parallel
Kumparan medan sama seperti pada penguat terpisah, tetapi kumparan medan terhubung secara paralel dengan rangkaian rotor. Satu sumber yang sama digunakan untuk menyuplai kumparan medan dan rotor. Oleh karena itu, total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus jangkar. Kecepatan motor DC jenis ini pada prakteknya konstan, tidak tergantung pada beban (hingga torsi tertentu setelah kecepatannya berkurang). Oleh karena itu, motor DC jenis ini cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin. (Sjatry, 2013).
Gambar 18. Motor DC Shunt/Parallel
Menurut Hanief (2013) Karakter kecepatan motor DC tipe shunt adalah :
1.    Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque tertentu setelah kecepatannya berkurang) dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
2.    Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah).

b. Motor Seri
Kumparan medan dihubungkan secara seri dengan kumparan jangkar. Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus jangkar. Pada saat kondisi awal, arus starting pada motor DC jenis ini akan sangat besar. Untuk itu, pada saat menjalankan motor harus disertai beban sebab apabila tanpa beban motor akan mempercepat tanpa terkendali. Kumparan medan terbuat dari sejumlah kecil kumparan dengan penampang kawat yang besar. Tipe demikian dirancang untuk mengalirkan arus besar dan terhubung seri/deret dengan kumparan rotor. Motor DC jenis ini cocok untuk penggunaan yang memerlukan torsi penyalaan awal yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist. (Sjatry, 2013).
Gambar 19. Skematik Motor DC Seri

Menurut Hanief (2013) Karakter kecepatan motor DC tipe seriadalah :
1.    Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM.
2.    Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan mempercepat tanpa terkendali.

c. Motor DC kompon/kombinasi
Konfigurasi motor DC tipe ini menggunakan gabungan dari kumparan seri danshunt/paralel. Pada motor DC jenis ini, kumparan medan dihubungkan secara paralel dan seri dengan kumparan jangkar. Dengan demikian, motor DC jenis ini akan memiliki torsi penyalaan awal yang baik dan kecepatan yang stabil. Semakin tinggi persentase penggabungan, yaitu persentase kumparan medan yang dihubungkan secara seri, maka semakin tinggi pula torsi penyalaan awal yang dapat ditangani. (Sjatry, 2013).
Menurut Hanief (2013) karakter dari motor DC tipe kompon/gabungan ini adalah, makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini.

5. Pengaplikasian Motor DC
Motor DC bisa digunakan di bidang robotika, misalnya sebagai roda line tracer, sebagai aktuator lengan robot. Di bidang persenjataan misalnya aktuator meriam otomatis, dan lain sebagainya.




















SOAL
A. Asinkron
1. Motor induksi rotor lilit 60cps, 6 kutub, 3 phase, 220 v. lilit stator disambung segitiga, sedangkan rotor dalam bintang. Jumlah lilitan rotor setengah jumlah lilitan stator. Pada kecepatan 1110 rpm, Hitunglah:
        a. Slip (s)
        b. GGL induksi pada saat rotor ditahan (EBR) per-phase
        c. GGL induksi rotor saat motor berputar dengan slip s (E2S)
        d. Tegangan antar terminal rotor
        e. Frekuensi rotor
2. Suatu motor induksi tiga phase berkutub 6,50 Hz, tahanan lilitan rotor per phase 0,4 ohm, reaktansi lilitan rotor per phase pada saat diam (s=1) 12 ohm, tegangan rotornya 80 volt. Putaran motor 935 rpm. Tentukan:
        a. Slip motor
        b. Arus rotor saat n = 935 rpm
        c. Torsi motor
3. Suatu motor 3 phase, masing-masing lilitan phase mempunyai tahanan murni 50 ohm dan induktansi ( L ) 0,3 Henry, sumbernya adalah 415 V, 50 cps.
Hitunglah daya total motor dalam keadaan tanpa beban jika motor dalam sambungan bintang dan segitiga.
4. Sebuah motor asinkron tiga phase hubungan segitiga jika dihubungkan langsung pada sumber 415 volt, 50 Hz mengambil arus start 120 A pada masing-masing phase nya. Tentukan:
        a. Arus line untuk starting langsung disambung sumber.
        b. Arus line dan arus phase pada saat start menggunakan:
                    - Saklar Y – Δ
                    - Autotransformator dengan pengaturan saat start 70%
5. Sebuah motor 3 phase, 50 kVA, terhubung Y  Cosø=0,8. Tegangan Sumber Line- Line 660 Volt.  Tentukan:
        a. Berapa Tegangan Phasa(Vp)
        b. Berapa Arus Line (IL)
        c. Berapa Arus Phasa (Ip)
        d. Daya Aktif`dan Daya Reaktif Motor

B. Sinkron
1. Suatu generator serempak 3 fase, 16 kutub mempunyai 144 alur dan tiap alur berisi 4 penghantar. Kecepatan 375 rpm, fluks 5 x 102 Wb perkutub. Gawang  lilitan 150 derajat listrik. Hitung EMF perfase dan antara fase!
2.Motor Sinkron 3Φ, 12 kutub, mempunyai impedansijangkar 100 ohm, dan reaktansi 0.5 ohm/fasa.Beroperasi dengan 2000 V, 3Φ, 25 Hz. Bila pengaturan80% dari kemampuan, hitunglah daya maksimum dantorsi dalam Nm sebelummesin keluar dari sinkronisasi!
3.Generator Sinkron memiliki data name plate 3 phasa, 2 HP, 50 Hz,400 V. 4kutub. Hitungkan putaran Sinkron permenit!
4. Suatu generator serempak 3Φ, 1200 KVA, 6600 volt, hubungan bintang dengan
resistans jangkar 0,4 ohm perfase dan reaktans sinkronsnya 5,8 ohm perfase,hitung EMF antara fase yang harus dibangkitkan!
5. Generator 2KW, 220V/50Hz digerakkan dengan mesin diesel, listrik yang dihasilkan dipakai untuk memberikan listrik untuk sejumlah rumah. Bagaimana cara agar generator tersebut menghasilkan tegangan 220V dan frekuensinya 50Hz.

C. Pertanyaan tampungan
1. Apa perbedaan antara motor asinkron dan motor sinkron?
Beberapa perbedaan antara motor sinkron dan asinkron :
1.    Untuk Frekuensi tertentu motor sinkron bekerja  pada putaran konstan ----- ns = f  x 60 / P sedangkan motor asinkron bila dibebani n ( putaran ) akan turun.
2.    Motor sinkron dapat bekerja pada power factor yang berbeda, lagging atau leading. Motor asinkron selalu lagging
3.    Motor sinkron kopel startnya kecil.
4.    Pada motor sinkron perubahan tegangan input tidak terlalu mempengaruhi torsi, tidak seperti motor asinkron.
5.    Motor sinkron memerlukan eksitasi DC.
6.    Motor sinkron lebih kompleks dan lebih mahal dibanding motor asinkron.
























DAFTAR PUSTAKA

Apriyahanda, Onny. (2011). Generator dan Sistem Eksitasi, (Online), (http://artikel-teknologi.com/generator-dan-sistem-eksitasi/, diakses 11 Agustus 2014).

Azhary, Arie. (2011). Prinsip Kerja Motor Induksi, (Online), (http://ariestarlight.blogspot.com/2011/04/perinsip-kerja-motor-induksi.html, diakses 6 Agustus 2014).

Fahmizal. (2012). Driver Motor DC pada Robot Beroda dengan Konfigurasi H-BRIDGE MOSFET, (Online), (http://fahmizaleeits.wordpress.com/tag/motor-dc-adalah/, diakses 11 Agustus 2014).

Gede, I.G.A. (2013). Motor AC, (Online), (http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211083igustiagunggede/2013/04/29/motor-ac/, diakses 6 Agustus 2014).

Genx, Dicky. (2009). Definisi Mesin Listrik. (Online).           (http://nationalinks.blogspot.com/2009/07/definisi-mesin-listrik.html, diakses      11 Agustus 2014).

Hage. (2009). Generator DC, (Online), (http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/01/generator-dc.html, diakses 11 Agustus 2014).

Hammers, H. (2013). Pengertian Tentang Mesin-Mesin Listrik. (Online).             (http://handihammers.blogspot.com/2013/05/pengertian-tentang-mesin-mesin-listrik.html, diakses 11 Agustus 2014).

Hanief, I.R. (2013). Pengantar Elektronika. Motor DC, (Online), (http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211021isnarasyadhanief/2013/04/27/motor-dc/, diakses 11 Agustus 2014).

Marlina, Dini. (2013). Generator AC, (Online), (http://dinnim.blogspot.com/2013/02/generator-ac.html, diakses 11 Agustus 2014).

Marwan, (2007). Praktikum Mesin Listrik. Makassar: Fakultas Teknik Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Nugraha, Ican. (2011). Prinsip Kerja Motor induksi, (Online), (http://icannugraha.blogspot.com/2011/08/prinsip-kerja-motor-induksi.html, diakses 6 Agustus 2014).

Prasetya, H.D. (2011). Generator Ac dan Dc, (Online), (http://www.scribd.com/doc/46409085/generator-AC-DC, diakses 11 Agustus 2014).

Pratama, M.A. (2013). Motor AC, (Online), (http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211033muhammadarfanpratama/2013/04/29/motor-ac/, diakses 11 Agustus 2014).
--------------------------. (2013). Motor DC, (Online), (http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211033muhammadarfanpratama/2013/04/29/motor-dc/, diakses 11 Agustus 2014).

Putra, A.S. (2013). Generator Ac And Dc, Miscellaneous Subjects, & Preparing Equipments Specifications, (Online), (http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211029ardinathasanjayaputra/, diakses 11 Agustus 2014).
Sabrina. (2013). Sabrina News. Prinsip Kerja generator DC, (Online), (http://sabrina-brinasworld.blogspot.com/2013/11/prinsip-kerja-generator-dc.html, diakses 11 Agustus 2014).

Sjatry, M.R. (2013). Pengenalan Tentang Motor DC, (Online), (http://rasydinsjatry.blogspot.com/2013/04/pengenalan-tentang-motor-dc.html, diakses 11 Agustus 2014).