Kamis, 02 Januari 2020

sistem pengapian konvensional (ignition system)


SISTEM PENGAPIAN
 (IGNITION SYSTEM)

A. Pengertian
Sistem pengapian merupakan sistem yang berfungsi untuk menghasilkan
  percikan bunga api pada busi yang kuat dan tepat untuk memulai pembakaran
  campuran udara bahan bakar di ruang bakar pada motor bensin. Dapat dibedakan, antara lain :
Berdasarkan sumber arusnya yaitu system pengapian magner dan baterai, berdasrkan cara         kerja yaitu system pengapian konvensional, semi elektronik dan elektronik, berdasarkan                   pembagian  arusnya yaitu system pengapian dengan didtributor dan tanpa distributor.
B.  Fungsi system pengapian konvensional
a. Menghasilkan percikan api listrik  yang  digunakan   untuk membakar campuran     bahan bakar dan         udara pada ruang bakar
b.Mengatur urutan pengapian sesuai dengan FO
 ( firing order )
c. Mengatur saat pengapian ( Ignition Timing )

C.  Komponen dan fungsi
1.      Baterai/acuu sebagai sumber arus listrik DC 12 Volt

2. Kunci kontak untuk memutus dan menghubungkan arus listrik ke system

3.Fuse untuk pengaman suatu rangkaian sewaktu terjadi konsleting listrik.


3.Ignition coil untuk menaikkkan tegangan baterai 12 volt menjadi 15-30 kv

 

4.Distributor untuk membagikan arus listrik tegangan tinggi dari ignition coil ke busi
5.Kabel tegangan tinggi untuk menghantarkan arus listrik tegangan tinggi dari ignition coil ke busi.
6.Busi untuk mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api
     

Ø  3 jenis Busi yaitu antara lain :
a.      Busi dengan Resistor
Loncatan bunga api listrik busi, Menghasilkan electromagnetis. Dan  dapat menyebabkan gangguan pada peralatan electronic. Sehingga peralatan electronic tersebut menjadi tidak dapat berfungsi.
Busi jenis ini mempunyai tahanan dari ceramic yang dapat mencegah terjadinya penyebab gangguan.

b.      Busi platinum
Busi jenis ini menggunakan platinum pada elektrode tengah dan massa
Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama & pengapiannya lebih baik

c.       Busi iridium
Busi jenis ini menggunakan Iridium pada elektrode tengah dan Platinum electrode massa
Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama & performancenya lebih baik

Ø  Kondisi busi, antara lain :
a.      normal
                               
Kondisi Normal :
 Isolator berwarna kuning atau coklat muda
 Puncak isolator bersih, ( berwarna coklat muda atau abu – abu )

b.      Terbakar
                         
Kondisi Terbakar :
 Electrode terbakar. Pada permukaan kaki isolator ada partikel – partikel kecil mengkilap yang menempel
 Isolator berwarna putih atau kuning
Penyebab :
 Nilai oktan terlalu rendah
 Campuran terlalu kurus
 Knocking
 Saat pengapian terlalu awal
 Type busi terlalu panas

c.       Berkerak oli
Berkerak karena oli :
Kaki isolator elektroda sangat kotor,  warna coklat oli mesin
Penyebab :
Ring piston aus
Bush penghantar katup / katup aus
Ada penghisapan oli melalui sistim ventilasi karter ( blow by gass )

d.berkerak karbon
Berkerak karbon :
Kaki isolator elektroda rumah busi berkerak jelaga

Penyebab :
 Campuran terlalu kaya ( karburator banjir )
 Type busi terlalu dingin

1.      Distributor cap untuk membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel busi
2.      Rotor untuk meneruskan arus listrik tegangan tinggi dari terminal utama ke terminal kabel busi



3.      Platina untuk memeutus dan menghubungkan arus listrik yang menuju ke primer coil agar terjadi induksi
 


4.      Governor adavancer untuk memejukan saat pengapian berdasarkan putaran mesin
5.      Vacuum advancer untuk memajukan saat pengapian berdasarkan beban mesin
6.      Cam/nok untuk membuka platina

          

7.      Kondensor untuk menyimpan arus listrik sementara

8.      Gear didtributor untuk meneruskan putaran dari poros nok ke poros didtributor

 



9.      Wiring system pengapian konvensional
10.  Cara kerja system pengapian
a.       CARA KERJA Pada posisi kunci kontak ON dan kONDISI platina menutup
Pada kondisi ini akan terjadi aliran listrik dari bateraiàterminal B kunci kontakàterminal IG kunci kontakàfuseàresistor ballast(jika ada)àprimer coilàplatinaàmassa. Hal ini mengakibatkan inti besi pada ignition coil timbul kemagnetan.

b.      Saat platina membuka arus yang ke primer coil terputus, mengakibatkan kemagnetan pada inti coil hilang , timbul induksi pada lilitan primer sebesar 300-400 volt dan induksi sekunder sekitar 15-30 kv yang kemudian dibagikan ke masing-masing busi sesuai FO (feiring order)
 1-3-4-2.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar