SISTEM
PENGAPIAN
(IGNITION SYSTEM)
(IGNITION SYSTEM)
A. Pengertian
Sistem
pengapian merupakan sistem yang berfungsi untuk menghasilkan
percikan bunga api pada busi yang kuat dan tepat untuk memulai pembakaran
campuran udara bahan bakar di ruang bakar pada motor bensin. Dapat dibedakan, antara lain :
percikan bunga api pada busi yang kuat dan tepat untuk memulai pembakaran
campuran udara bahan bakar di ruang bakar pada motor bensin. Dapat dibedakan, antara lain :
Berdasarkan
sumber arusnya yaitu system pengapian magner dan baterai, berdasrkan cara kerja
yaitu system pengapian konvensional, semi elektronik dan elektronik,
berdasarkan pembagian arusnya yaitu system pengapian dengan didtributor dan tanpa
distributor.
B. Fungsi system pengapian konvensional
a. Menghasilkan
percikan api listrik yang digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara pada ruang bakar
b.Mengatur urutan pengapian sesuai dengan FO
( firing
order )
c. Mengatur saat pengapian ( Ignition Timing )
C. Komponen
dan fungsi
1. Baterai/acuu
sebagai sumber arus listrik DC 12 Volt
3.Fuse untuk pengaman
suatu rangkaian sewaktu terjadi konsleting listrik.
3.Ignition coil untuk
menaikkkan tegangan baterai 12 volt menjadi 15-30 kv
4.Distributor untuk
membagikan arus listrik tegangan tinggi dari ignition coil ke busi
5.Kabel tegangan tinggi
untuk menghantarkan arus listrik tegangan tinggi dari ignition coil ke busi.
6.Busi untuk
mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api
Ø 3
jenis Busi yaitu antara lain :
a.
Busi dengan Resistor
Loncatan bunga api
listrik busi, Menghasilkan electromagnetis. Dan
dapat menyebabkan gangguan pada peralatan electronic. Sehingga peralatan
electronic tersebut menjadi tidak dapat berfungsi.
Busi jenis ini mempunyai tahanan
dari ceramic yang dapat mencegah terjadinya penyebab gangguan.
b.
Busi platinum
Busi jenis ini
menggunakan platinum pada elektrode tengah dan massa
Menjadikan usia
pemakaian busi lebih lama & pengapiannya lebih baik
c.
Busi iridium
Busi jenis ini
menggunakan Iridium pada elektrode tengah dan Platinum electrode massa
Menjadikan usia
pemakaian busi lebih lama & performancenya lebih baik
Ø Kondisi busi, antara lain :
a.
normal
Kondisi Normal :
Isolator berwarna
kuning atau coklat muda
Puncak isolator bersih, ( berwarna coklat muda
atau abu – abu )
b.
Terbakar
Kondisi
Terbakar :
Electrode terbakar. Pada permukaan kaki
isolator ada partikel – partikel kecil mengkilap yang menempel
Isolator berwarna putih atau kuning
Penyebab
:
Nilai oktan terlalu rendah
Campuran terlalu kurus
Knocking
Saat pengapian terlalu awal
Type busi terlalu panas
c.
Berkerak oli
Berkerak karena oli :
Kaki
isolator elektroda sangat kotor, warna
coklat oli mesin
Penyebab :
Ring piston aus
Bush penghantar katup /
katup aus
Ada penghisapan oli
melalui sistim ventilasi karter ( blow by gass )
d.berkerak karbon
Berkerak karbon :
Kaki
isolator elektroda rumah busi berkerak jelaga
Penyebab :
Campuran terlalu kaya (
karburator banjir )
Type busi terlalu dingin
1.
Distributor cap untuk membagikan arus
listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel busi
2.
Rotor untuk meneruskan arus listrik
tegangan tinggi dari terminal utama ke terminal kabel busi
3.
Platina untuk memeutus dan menghubungkan
arus listrik yang menuju ke primer coil agar terjadi induksi
4.
Governor adavancer untuk memejukan saat
pengapian berdasarkan putaran mesin
5.
Vacuum advancer untuk memajukan saat
pengapian berdasarkan beban mesin
6.
Cam/nok untuk membuka platina
7.
Kondensor untuk menyimpan arus listrik
sementara
8.
Gear didtributor untuk meneruskan
putaran dari poros nok ke poros didtributor
9.
Wiring system pengapian konvensional
10.
Cara kerja system pengapian
a. CARA
KERJA Pada posisi kunci kontak ON dan kONDISI platina menutup
Pada kondisi ini akan
terjadi aliran listrik dari bateraiàterminal
B kunci kontakàterminal IG kunci kontakàfuseàresistor
ballast(jika ada)àprimer coilàplatinaàmassa.
Hal ini mengakibatkan inti besi pada ignition coil timbul kemagnetan.
b. Saat
platina membuka arus yang ke primer coil terputus, mengakibatkan kemagnetan pada inti coil hilang ,
timbul induksi pada lilitan primer sebesar 300-400 volt dan induksi sekunder
sekitar 15-30 kv yang kemudian dibagikan ke masing-masing busi sesuai FO
(feiring order)
1-3-4-2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar